Lelaki di Sudut Lorong - Erwin Basrin

Breaking

Recent Posts

 photo Untitled-1_1.jpg

Jumat, 02 Juli 2021

Lelaki di Sudut Lorong

 


Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.


Lelaki pada suatu pagi berlalu ketika kami ingin bermain peluk

Sorenya pulang mengusap keringat dengan bahu merah tergores luka.

Sak-sak semen yang menghasilkan receh kau pikul agar kami bisa berlari riang menuju warung tetangga. Sebagai lelaki kau ajari kami tentang cinta, pengorbanan dan keiklasan bukalah romantisme sentimental apalagi picisan.

 

Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.


Lelaki yang mengusap keringat keluar dari tubuhku sementara pakaianmu basah akan keringatmu sendiri. Lelaki memayungiku dengan pelepah pisang demi melindungi diriku akan teriknya matahari siang, sementara dirimu menantang panasnya sang raja siang dengan tersenyum penuh arti.

 

Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.


Lelaki yang di raut wajahnya tersirat guratan sejuta pengalaman.
Kerut-kerut di wajahmu menggambarkan sejarah perjuangan.

Ragamu begitu kuat untuk melawan segala rintangan, kasar tulang-tulangmu menompang tegak memanggul beban, otot-ototmu kuat memikul bentuk beban yang harus kau terima.

 

Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.


Lelaki pemilik suara tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu.
Kau membingkaiku dengan nada-nada ketulusan yang mengantarkan hatiku menuju lembah tinggi bernama kedamaian. 

Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu namun dengan dekapanmu ku terhangatkan dengan kasihmu ku terlenakan dengan cintamu.

 

Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.


Tangisku berderai kala ku ingat ucapan indahmu menimangku kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku. Seperti karang menjaga debu pasir. Kau jaga aku dari kotoran raga dan jiwa yang akan membasahiku. Kau rela di terpa deburan buih
yang berlalu.

 

Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.


Sejak dulu sejuta tanya dalam hati terkumpul dalam relung hati yang tak satupun terjawab. Yang ku tahu pasti hanyalah satu bahwa kau adalah ayah yang sangat kucintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar